Operasi Zebra 2020 Berakhir, Pelanggar Didominasi Pengendara Motor

Selasa, 10 November 2020 - 18:54 WIB
loading...
Operasi Zebra 2020 Berakhir, Pelanggar Didominasi Pengendara Motor
Maskot boneka polisi lalu lintas tengah membagikan masker pada pengguna jalan saat operasi zebra di Jalan Ahmad Yani, Makassar, 2 November. Foto: SINDOnews/Muchtamir Zaide
A A A
MAKASSAR - Penyelenggaraan operasi zebra 2020 di seluruh Indonesia sudah berakhir. Khusus di Kota Makassar, pelanggaran masih didominasi pengendara melawan arus. Meski begitu penindakan hanya dilakukan di awal-awal pelaksanaan operasi saja.

Kepala Urusan (Kaur) Pembinaan Operasional (Bin Ops) Satlantas Polrestabes Makassar , AKP Hartati mengatakan, selama dua pekan mulai 29 Oktober hingga 8 November 2020 lalu, pelanggar umumnya dilakukan pengendara sepeda motor .

"Total sebanyak 25 pelanggar itu roda dua, yang kami tindaki di hari pertama, hari selanjutnya, kita ikut perintah bapak Kapolri. Paling banyak melawan arus. Itu dapat membahayakan si pengendaranya dan pengendara yang lainnya," kata Hartati kepada SINDOnews, Selasa (10/11/2020).



Saat diperiksa, lanjut Hartati, para pelanggar umumnya tidak mampu memperlihatkan surat-surat kendaraan resmi. Alasannya pun beragam, mulai dari ketinggalan di rumah, ada pula berdalih terburu-buru beraktivitas. "Alasan klasik sebenarnya," imbuhnya.

Walau demikian, sambung Hartati, penindakan tilang dilakukan cukup singkat, mengingat perintah Kapolri turun melalui surat telegram Nomor:ST/3092/X/ OPS.1.1/2020 tanggal 29 Oktober 2020.

Praktis setelah keluarnya surat perintah Kapolri Jenderal Idham Azis tersebut, tidak ada lagi pengendaraan yang ditindak dengan sanksi tilang. Pelanggar hanya diberikan teguran dan edukasi agar mematuhi aturan berlalulintas serta menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 .

"Tentunya mengendepankan edukasi melalui tindakan preventif dan preemtif agar pengendara yang melanggar bisa paham dan mengikuti aturan. Pola-pola sosial, bagi-bagi minuman, sembako sampai donor darah" jelas Hartati.

Hartati mengaku, hasil pengamatan di lapangan, beberapa perlintasan masih perlu dikaji pemerintah. Khususnya di Jalan Ir Sutami, Kecamatan Biringkanaya. Daerah tersebut disebutkan tingkat pelanggaran lalu lintas cukup tinggi.



"Kawan pinggir tol reformasi. Di situ kan jalur satu arah. Nah, pengendara roda dua, yang kita temukan banyak melanggar karena mereka mencari jalan pintas dengan tempat kerja mereka," ucap Hartati.

Usulan itu lanjut Hartati, tengah dikoordinasikan dengan pemerintah khususnya yang menangani persoalan jalan. Hartati berharap, usulan ini dapat menjadi pertimbangan, agar potensi penumpukan dan kecelakaan lalu lintas di wilayah tersebut dapat diminimalisir.

Di sisi lain, lanjut Hartati, selama dua pekan pelaksanaan operasi sedikitnya terjadi 25 kecelakaan lalu lintas. "Untuk lokasinya kebanyakan di kawasan Ir Sutami. Tapi kecelakaan ringan, korban luka ringan ada 28 orang," tukasnya.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4681 seconds (0.1#10.140)