Angka Terus Turun, Pemkab Takalar Harap Tahun Depan Bisa Zero Stunting

Kamis, 12 November 2020 - 14:13 WIB
loading...
Angka Terus Turun, Pemkab Takalar Harap Tahun Depan Bisa Zero Stunting
Bupati Takalar Syamsari Kitta saat menghadiri Pertemuan Implementasi Program Gammarana (Gerakan Masyarakat memberantas stunting Sulawesi Selatan), Kamis, (12/11/2020). Foto: Istimewa
A A A
TAKALAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Takalar berhasil menurunkan angka stunting (kekerdilan) setiap tahunnya, sehingga mereka berharap bisa zero stunting tahun depan.

Data Dinas Kesehatan Takalar menyebutkan, jika tahun 2018 angka stunting di Kabupaten Takalar 42 persen, tahun 2019 di angka 25,2 persen dan di tahun 2020 sudah berada di 19 persen.



"Di masa pemerintahan Bapak Syamsari, angka stunting makin menurun dan semoga tahun depan angka stunting di Takalar sudah berada di posisi zero persen sesuai harapan Pemerintah Kabupaten Takalar," ungkap Ketua Panitia Pertemuan Implementasi Program Gammara'na (Gerakan Masyarakat memberantas stunting Sulawesi Selatan) Rahmawati, Kamis, (12/11/2020).

Pertemuan sendiri di gelar di Hotel Wisata Pantai Galesong dihadiri langsung oleh Bupati Takalar Syamsari Kitta . Menurut Rahmawati, pertemuan yang diikuti para camat, kepala desa dan lurah serta kepala puskesmas se-Kabupaten Takalar tersebut salah satu langkah percepatan pencegahan dan penurunan stunting.

Dia memaparkan, jika pertemuan Implementasi Program Gammara'na ini merupakan inovasi dari provinsi untuk penurunan stunting di Sulawesi Selatan, melalui Pemanfaatan Data e-PPGBM Surveilans gizi di Kabupaten Takalar sebagai pemanfaatan data untuk menentukan lotus di Kabupaten Takalar.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Dinas Kesehatan Sulsel yang telah membantu upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Takalar.



Bupati Takalar Syamsari menjelaskan bahwa, stunting bukan persoalan yang berdiri sendiri tetapi stunting adalah akumulasi berbagai persoalan yang muncul, salah satunya adalah budaya yang cara perilaku hidupnya tidak bersih.

"Olehnya itu, saya minta kepada para kepala desa dan lurah dan camat diawasi kepala sekolah yang menghentikan proses kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah karena itu sama saja dengan meniadakan program stunting," tegas Syamsari.

Karena dampak stunting yang begitu besar pada pertumbuhan anak lanjutnya, maka diperlukan penanganan serius dengan memberikan asupan gizi pada ibu hamil dan balita, serta menjaga lingkungan agar tetap terjamin kebersihannya.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1238 seconds (0.1#10.140)