SDF Klaim Kemenangan Terhadap ISIS di Kantong Terakhir
Kurniawan Eka Mulyana
DAMASKUS - Tentara Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS) di timur Suriah mengklaim kemenangan terakhir mereka atas ISIL atau ISIS, Sabtu (23/3/2019).
Dilansir Aljazeera, SDF mengaku mengakhiri pertempuran empat tahun melawan kelompok yang pernah memegang wilayah yang mencakup sepertiga wilayah Suriah dan Irak.
Seorang pejabat Pasukan Demokrat Suriah (SDF) mengumumkan kekalahan kelompok Negara Islam Irak dan Levant (ISIL, atau ISIS) melalui Twitter pada hari Sabtu.
Baca Juga:
Pada hari Jumat, Mustafa Bali, kepala kantor media SDF mengatakan di Twitter bahwa pertempuran sengit berlanjut di sekitar Baghouz untuk "menghabisi sisa-sisa ISIS".
Departemen Pertahanan AS mengatakan pada hari Jumat (22/3/2019), bahwa ISIS tidak lagi memegang wilayah di Suriah, menurut juru bicara Gedung Putih.
SDF telah berjuang selama berminggu-minggu untuk mengalahkan ISIL di Baghouz di tenggara Suriah di perbatasan Irak.
Hanya itu yang tersisa dari wilayah yang diperintah kelompok bersenjata.
Bangkit dan jatuhnya ISIL
ISIS berawal sebagai cabang dari al-Qaeda di Irak, yang pada tahun 2006 dikenal sebagai Negara Islam Irak (ISI). Gerakan itu, yang dipimpin oleh tokoh-tokoh kunci al-Qaeda, memainkan peran utama dalam mendorong konflik sektarian yang mengikuti invasi AS pada 2003.
ISIS melakukan serangan mematikan di ibukota Irak, Baghdad, selama periode ini, dengan menargetkan para pemimpin suku sekutu Barat dan pos-pos tentara AS sebelum akhirnya diusir.
Mereka kemudian berkemah di Mosul, kota terbesar kedua di Irak, yang kemudian digunakan sebagai pusat untuk melanjutkan serangannya.
Pada 2010, pemimpin kelompok saat ini, Abu Bakar al-Baghdadi, ditunjuk sebagai kepala ISIS. Dua tahun kemudian, ia memberi mandat kepada afiliasi ISI untuk mendirikan cabang di Suriah - negara yang terpaksa bersaing dengan perang sipilnya sendiri.
Anggota cabang itu, pertama dikenal sebagai Jabhat al-Nusra, kemudian diintegrasikan ke dalam ISIS setelah sejumlah pembelotan.
ISIS dengan cepat mulai memantapkan kehadirannya di daerah-daerah yang rentan, dan dilanda perang di Suriah dan Irak, sehingga memudahkan kelompok itu untuk mendapatkan pengaruh dan kekuatan militer.
(kem)
loading...
Berita Terkait
- AS Sebut ISIS Incar Asia Tenggara Jadi Markas Baru Usai Al-Baghdadi Tewas
- Militer Rusia Perluas Patroli Udara di Langit Suriah
- AS Rilis Rekaman Operasi Militer yang Tewaskan Bos ISIS
- Al-Baghdadi Tewas, Pejuang ISIS: Ketika yang Satu Mati, yang Lain Muncul
- Rusia Sebut Eksploitasi Ladang Minyak Suriah Dilakukan AS Ilegal
- Keraguan Rusia atas Kematian Pemimpin ISIS al-Baghdadi
- Pemimpin ISIS al-Baghdadi Tewas Usai Dikhianati Ajudan
- Rusia Belum Percaya Pasukan AS Berhasil Tewaskan Pemimpin ISIS
- Pindahkan Pasukan ke Irak, AS Hancurkan Pangkalan Militer di Suriah
- Turki dan Pejuang Kurdi Saling Serang di Masa Gencatan Senjata
BACA JUGA
- Pelatih Karate Indonesia: Target Rifki Meleset
- Akhir Tahun, Mandiri Kartu Kredit Tawarkan Paket Khusus Aneka Destinasi Wisata
- Kota di India Sediakan Mantel untuk Sapi Saat Musim Dingin
- Menteri KKP Beri Solusi Soal Bantuan Modal Bagi Pembudidaya Ikan
- Turki Kembali Tegaskan Tidak Akan Lepas S-400 Rusia
- Saatnya Timnas Indonesia U-23 Berpesta di SEA Games
- Sambut Pengoperasian Bandara Banjarmasin, AP I Beri Santunan Rp310 Juta
- Jelang Aksi Demo, Polisi Hong Kong Sita Sepucuk Pistol
- Polisi Kejar Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa UMP
- Rodgers Effect dan Sensasi Vardy Bikin Leicester Garang
KOMENTAR (pilih salah satu di bawah ini)
- Disqus