Kanwil Bea Cukai Sulbagsel Luncurkan Buku Jangan Mati Karena Pandemi

Rabu, 18 November 2020 - 19:07 WIB
loading...
Kanwil Bea Cukai Sulbagsel Luncurkan Buku Jangan Mati Karena Pandemi
Kanwil Dirjen Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) meluncurkan buku berjudul Jangan Mati Karena Pandemi, Rabu (18/11/2020). Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - Sebagai wujud keseriusan untuk membangun budaya literasi di lingkungan Kementerian Keuangan, Kanwil Dirjen Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) meluncurkan buku berjudul 'Jangan Mati Karena Pandemi', Rabu (18/11/2020).

Peluncuran dihadiri Kakanwil Beacukai Sulbagsel Parjiya dan Direktur Jendral Bea Cukai Heru Pambudi secara virtual. Rangkaian peluncuran buku juga digelar Milisi (Milenial Siap Beraksi) Jilid ke 8, yang bertajuk "The World of Excise from Belgian Perspectives" dengan narasumber Mr Eddy De Cuyper selaku Atase Pabean/ Cukai Kedutaan Besar Kerajaan Belgia untuk Indonesia.



Peluncuran Buku "Jangan 'Mati' Karena Pandemi! Merupakan sebuah antologi asa di Tengah Badai Corona yang merupakan hasil olah kata para pegawai penggiat literasi di Sulawesi Bagian Selatan yang diharapkan dapat menjadi salah satu inspirasi penguatan budaya literasi di Kementerian Keuangan. Ada 36 kontributor tulisan dalam buku tersebut.

Kakanwil Direktorat Jenderal Beacukai (DJBCS) Sulbagsel , Parjiya menuturkan, buku ini dihadirkan sebagai bentuk komitmen dalam mendukung budaya literasi diinternal Bea Cuka, bahwa meski ditengah pandemi tak ada yang bisa menghalangi untuk berkarya.

“Buku adalah jendela dunia, kenapa mengambil judul tersebut, karena kita bersama-sama mengalami masa-masa pandemi, sehingga buku ini terbit justru karena terinspirasi masa yang sulit seperti itu. Kita memang sama-sama menghadapi situasi pandemi, tapi tidak setiap dari kita berani mengungkapkan tentang bagaimana situasinya kedalam sebuah buku," tuturnya.

Dijelaskannya, dibutuhkan waktu singkat menyelesaikan buku tersebut, karena rata-rata penulis bercerita tentang apa yang dialaminya dalam menghadapi pandemic sekitar 1-2 bulan saja.

"Isinya beragam mulai dari bagaimana situasi dan kondisi di masa pandemi, tentang inovasi itu apa saja yang bisa dilakukan selama pandemi, serta menceritakan kegiatan positif yang mereka lakukan termasuk bagaimana Bea Cukai hadir mendorong industri tembakau di Kabupaten Soppeng," terangnya.



Parjiya mengungkapkan, pandemi ini merupakan bencana non alam, yang memang tidak bisa diprediksi dan dikontrol, sehingga perlu cara untuk keluar dari zona nyaman, dan terus produktif.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1497 seconds (0.1#10.140)