Militer AS Kembangkan Perangkat Pendeteksi COVID-19

Senin, 11 Mei 2020 - 15:27 WIB
loading...
Militer AS Kembangkan Perangkat Pendeteksi COVID-19
Angkatan Darat AS telah menandatangani kontrak Litbang senilai USD25 juta dengan perusahaan teknologi. Tujuan utama kontrak ini adalah mengembangkan perangkat yang dapat dipakai yang mendeteksi gejala awal COVID-19. Foto/ist
A A A
PENTAGON - Sejak penyebaran virus Corona , tidak ada prognosis yang sederhana atau langsung untuk virus. Lebih buruk lagi, diagnosis penyakit yang sangat menular ini tidak sederhana.

Ini berarti bahwa kita tidak bisa hanya berjalan ke laboratorirum apa pun untuk pengujian. Pada hari ini, cara paling sederhana untuk mengidentifikasi COVID-19 adalah mengidentifikasi kombinasi gejala dan membuat "asumsi" yang dihitung.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa militer AS , tepatnya Angkatan Darat AS ingin segera mengembangkan perangkat yang dapat dipakai untuk mendeteksi berbagai gejala COVID-19.

Menurut laporan media, Angkatan Darat AS telah menandatangani kontrak litbang senilai USD25 juta dengan perusahaan teknologi. Tujuan utama kontrak ini adalah mengembangkan perangkat yang dapat dipakai yang mendeteksi gejala awal COVID-19. (Baca juga: Perangi Covid-19, Kemenperin Siapkan Inovasi Produk Industri )

Menurut tender, militer AS sangat perlu mengembangkan perangkat ini. Dibutuhkan alat diagnostik yang dapat dipakai dan cepat untuk mengidentifikasi dan mengisolasi kasus sebelum gejala. Ini juga akan membantu melacak atau mencegah penyebaran virus Corona.

Laman Giz China melaporkan, alat diagnostik tersebut dapat dikenakan di pergelangan tangan seperti jam tangan atau pada sabuk baju. Tujuannya untuk menyediakan biomarker molekuler untuk demam, sesak napas, paparan virus, dan bahkan indikator antibodi.

Selanjutnya, perangkat memantau pemakainya secara real-time. Jika ada gejala minor, sensor akan secara otomatis mengingatkan pengguna. Dengan cara ini, staf medis dapat melakukan tes komprehensif, isolasi dan diagnosa lebih lanjut lainnya. Virus Corona baru menjadi lebih menular ketika korban menunjukkan gejala. Dengan demikian, ada kebutuhan untuk mendeteksi gejala “bayi”. Ini mungkin akan menghilangkan kebutuhan untuk pengujian acak.

Saat ini, unit tentara di Fort Benning, Georgia, bertanggung jawab untuk memastikan kemampuan tempur canggih prajurit jarak dekat. Ini juga mengubah kacamata yang digunakan dalam pertempuran menjadi peralatan yang mampu mengukur suhu 300 tentara dalam 25 menit.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1547 seconds (0.1#10.140)