Gangguan Fungsi Otak, Lebih 10 Tahun Gadis ini Tergolek di Tempat Tidur

Jum'at, 27 November 2020 - 12:44 WIB
loading...
Gangguan Fungsi Otak, Lebih 10 Tahun Gadis ini Tergolek di Tempat Tidur
Salma (15 tahun), warga Kabupaten Pangkep yang menderita lumpuh akibat gangguan fungsi otak. Foto: Muhammad Subhan
A A A
PANGKEP - Malang sekali nasib gadis ini, Salma (15 tahun), warga Jalan Kelapa Kelurahan Biraeng, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep . Ia menderita lumpuh akibat ventrycolumegaly hypoplasia selebri atau gangguan fungsi otak yang diperparah dengan gizi buruk.

Kondisi ini membuat Salma hanya bisa tergolek ditempat tidur. Nyaris tak ada kegiatan apa-apa yang dia lakukan. Untuk kebutuhan pribadinya seperti makan, mandi dan berpakaian semua dibantu oleh ibunya Hamsinah (54 tahun). Keluarga yang miskin tak bisa berbuat banyak, Hamsinah mengaku hanya bisa berharap keajaiban gadis kecilnya itu bisa kembali normal seperti dulu.

Hamsinah menuturkan, saat lahir hingga berusia 3 tahun, pertumbuhan Salma normal seperti anak pada umumnya. Ia bisa berjalan dan berbicara. Kelumpuhan berawal ketika Salma berusia 3 tahun sempat terjatuh ketika bermain. Sejak itu, Salma mulai sakit dan susah berjalan.

"Sejak jatuh itu dia mulai sakit. Setiap jalan lima langkah jatuh lagi, lama-lama tidak bisami lagi jalan," ucapnya.

"Sekarang semuanya harus dibantu. Kalau mau dia mandi, bapaknya yang gendong ke kamar mandi, saya menunggunya disana," kata Hamsinah.



Bapaknya Salma, Lewai (54 tahun), juga tak lagi berpenghasilan setelah menderita sakit jantung. Dulunya ia pedagang es keliling. Hamsinah menjadi satu-satunya penopang ekonomi keluarga ini. Ia menjadi buruh lepas pengusaha jahit. Ia menerima upah dari setiap pesanan jahitan sang bos, namun itu juga tak rutin.

"Saya terus berharap dia bisa sembuh seperti dulu lagi," ucapnya.

Kepala Puskesmas Minasatene, Nurul Mukmin mengatakan, Salma pihaknya mendampingi Salma sejak 2017. Ia mengatakan, dari hasil diagnosa, Salma juga menderita gangguan tumbuh kembang yang membuat pertumbuhannya lamban.

"Dokter memang menyarankan kita untuk berobat di Makassar di rumah sakit yang bisa menangani secara khusus. Dan itu sudah pernah dilakukan. Namun karena faktor biaya di Makassar, sehingga pasien memilih pulang," ungkapnya.

Saat ini, untuk kebutuhan susu dan popok Salma, Yayasan Peduli Berbagi rutin memberikannya. Founder yayasan ini, Tajuddin Mustaming mengatakan, saat ini pihaknya fokus penggalangan dana untuk persiapan jika Salma dirujuk ke Makassar.

"Selain kebutuhan sehari-hari. Kita mempersiapkan dana juga kalau tiba-tiba dia dirujuk ke Makassar untuk perawatan yang lebih baik," ujar Tajuddin.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1325 seconds (0.1#10.140)