Warga Desa Salenrang Protes Pengerjaan Rel Kereta Api

Jum'at, 27 November 2020 - 18:36 WIB
loading...
Warga Desa Salenrang Protes Pengerjaan Rel Kereta Api
Jalur rel kereta api Sulsel. Warga di Desa Salenrang protes pengerjaan rel kereta api di desanya. Foto: SINDOnews/Maman Sukirman
A A A
MAROS - Pengerjaan jalur rel kereta api di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros diprotes warga sekitar. Pasalnya jalan alternatif yang dibuat sepanjang jalan poros menuju pabrik Semen Bosowa terkesan seadanya.

Bahkan beberapa waktu lalu, masyakarat sempat melakukan penutupan jalan sebagai bentuk protes kepada PT Wika sebagai penanggung jawab proyek.



Salah satu tokoh masyarakat Salenrang, Iwan Dento mengatakan, kondisi jalan alternatif tersebut saat ini rawan bagi pengguna jalan. Apalagi di saat hujan mulai intens turun. Dia mengatakan, material proyek dibiarkan menumpuk di badan jalan, sehingga membuat kendaraan kesulitan untuk melintas.

"Kami hanya meminta ada sedikit perhatian dari pihak terkait. Karena tumpukan materialnya itu sangat membahayakan pengguna jalan. Makanya banyak warga mengeluhkan hal tersebut," jelasnya.

Iwan Dento menuturkan, seharusnya pengerjaan dan perbaikan jalan alternatif tersebut menggunakan alat berat. Mengingat beban kendaran yang melintas cukup berat. Bukan manual, menggunakan gerobak seperti yang selama ini dilakukan.

Kehadiran rel kereta api di lokasi tersebut sebenarnya diprotes warga. Sebab, warga mengkhawatirkan adanya potensi banjir yang akan terjadi di areal persawahan warga di dua dusun. Mengingat saluran air yang dibuat penanggung jawab proyek dianggap tidak maksimal.

"Bahkan pembangunan saluran itu belum memiliki saluran air. Sementara saluran air yang ada, ketinggiannya di atas ketinggian tanah. Sehingga dianggap tidak akan maksimal mengalirkan air, beberapa saluran air malah ditimbun kepentingan jalur alternatif," pungkasnya.



Sementara itu Vice manager PT Wika , Roy HW menjelaskan, akses jalan ke PT Semen Bosowa itu selalu menjadi perhatian pihaknya. Dia menampik jika materialproyek sengaja ditumpuk di pinggir jalan.

"Akses ke jalan itu selalu kami perbaiki. Peletakan materialnya juga kami jamin tidak ada yang mengganggu pengguna jalan. Alat berat yang kami gunakan di lokasi tersebut cukup banyak. Beberapa kali teknis perbaikan jalan sudah kami terapkan supaya tidak mengganggu pengguna jalan. Dan terakhir kami gunakan cara split. Cara ini kami anggap yang terbaik, dan masih kami gunakan sampai saat ini," jelasnya.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4195 seconds (0.1#10.140)