Pelonggar Lockdown, Kasus Covid-19 di Rusia dan India Justru Bertambah

Rabu, 13 Mei 2020 - 09:25 WIB
loading...
Pelonggar Lockdown, Kasus Covid-19 di Rusia dan India Justru Bertambah
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato menyampaikan kebijakan pelonggaran lockdown secara virtualdi Moskow, Rusia, kemarin. Foto/Reuters
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pelonggaran isolasi wilayah di tengah semakin meningkatnya infeksi virus corona. Hal sama juga dilakukan Pemerintah India yang juga memilih memperlonggar lockdown.

Putin menegaskan, mulai kemarin akan diberlakukan pelonggaran lockdown, namun dia tetap meminta masyarakat agar bekerja dari rumah dan bisnis tetap tutup. Langkah pelonggaran karena angka pengangguran telah mencapai 1,4 juta. Skala pelonggaran juga diberlakukan secara perlahan-lahan, tetapi pasti.

“Seluruh pertemuan publik dilarang. Semua warga Rusia yang berusia di atas 65 tahun juga diminta tetap di rumah,” kata Putin dilansir Reuters. “Sektor konstruksi dan pertanian diizinkan untuk beroperasi kembali,” ujarnya.

Rusia saat ini memiliki jumlah kasus virus corona yang terbanyak keempat di dunia. Dalam 24 jam terakhir, Rusia mencatat rekor kenaikan harian tertinggi, yaitu 11.656 kasus, sehingga total resmi kasus virus corona di negara ini menjadi 221.344 orang. Berdasarkan data resmi, 2.009 orang di Rusia telah meninggal akibat virus corona. Tetapi, sejumlah kalangan mempertanyakan angka itu terlalu rendah dan diyakini angka kematian jauh lebih tinggi. (Baca: Amerika Latin Hadapi Dua Pandemi Sekaligus, Sama-sama Mematikan)

Hal itu berarti Rusia sekarang memiliki lebih banyak kasus yang terkonfirmasi dibandingkan dengan Italia. Hanya Amerika Serikat (AS), Spanyol, dan Inggris yang melaporkan lebih banyak kasus infeksi. Namun demikian, perbandingan antarnegara tidak selalu akurat karena berbagai faktor seperti tingkat pengujian yang tidak selalu sama.

Namun, wabah itu masih jauh dari selesai, Putin memperingatkan dengan mengatakan bahwa “bahaya masih tetap mengintai”. “Kita tidak boleh membiarkan gelombang baru epidemi dan tumbuh menjadi komplikasi yang serius,” katanya.

Keputusan itu diumumkan hanya beberapa hari setelah Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, memperpanjang karantina wilayah ibu kota sampai 31 Mei. Kendati para pekerja konstruksi dan industri kini harus kembali bekerja di kota, tapi setiap orang harus mengenakan masker dan sarung tangan di toko-toko serta angkutan umum. Warga masih tidak bisa meninggalkan rumah kecuali untuk berbelanja, bekerja, atau berjalan-jalan dengan anjing, dan harus memiliki izin untuk bepergian.

Ibu Kota Moskow merupakan pusat penyebaran wabah di Rusia, dengan kasus di kota itu merupakan lebih dari setengah dari total jumlah kasus secara keseluruhan dan kematian resmi negara yang dikonfirmasi. Namun, Wali kota Moskow, Sobyanin, memperkirakan bahwa di wilayahnya kemungkinan memiliki lebih dari 300.000 kasus infeksi, sekitar tiga kali jumlah yang dikonfirmasi dari 115.909 kasus.

Di New Delhi, Perdana Menteri (PM) Narenda Modi mengumumkan negaranya akan memperlonggar lockdown setelah melaksanakan isolasi wilayah selama tujuh pekan. Dalam konferensi dengan pemimpin negara bagian, Modi mengumumkan pelonggaran lockdown. (Baca juga: RS Corona di Rusia Terbakar, Lima Pasien Tewas Terpanggang)

“Kita memiliki tantangan dua kali lipat untuk mengurangi transmisi penyakit dan meningkatkan aktivitas publik secara bertahap,” kata Modi. “Pelonggaran lockdown harus dilakukan meskipun kita belum tahu kapan menemukan vaksin atau solusi, senjata terbaik untuk berperang melawan virus adalah jaga jarak,” ujarnya. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1161 seconds (0.1#10.140)