Bom Ikan Kembali Marak di Perairan Teluk Bone, Polairud Dinilai Kecolongan

Sabtu, 20 Februari 2021 - 21:35 WIB
loading...
Bom Ikan Kembali Marak di Perairan Teluk Bone, Polairud Dinilai Kecolongan
Penggunaan bom ikan di Perairan Teluk Bone kembali marak terjadi hingga merugikan nelayan tradisional. Foto: Ilustrasi
A A A
WAJO - Nelayan di Kecamatan Pitumpanua kembali diresahkan dengan maraknya aksi penangkapan ikan menggunakan bahan peledak di perairan Teluk Bone.

Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan yang menempatkan sejumlah personelnya di Kabupaten Wajo, untuk menjaga perairan teluk bone dinilai kecolongan dengan maraknya aksi Ilegal fishing tersebut.

Pemerhati lingkungan Kecamatan Pitumpanua, Suparto menuturkan, aksi ilegal fishing menggunakan bahan peledak hampir setiap hari terjadi di perairan Teluk Bone. Ekosistem terumbu karang yang menjadi rumah bagi ikan, saat ini telah rusak akibat penggunaan bom , racun dan pukat harimau yang digunakan orang yang tidak bertanggingjawab saat menangkap ikan.



Alhasil, kata dia, sejumlah nelayan tradisional merasa dirugikan akibat aksi tersebut. Hasil tangkapan berkurang akibat ekosistem laut telah rusak. Kehadiran Polairud di Wajo belum memberikan dampak signifikan.

"Penggunaan bom dan racun untuk penangkapan ikan komersial sangat merusak kegiatan mahluk hidup di dasar laut. Ini sangat merugikan nelayan tradisional. Kehadiran Polairud belum memberikan dampak positif," ujarnya kepada Sindonews, Sabtu (20/2/2021).

Sebagai pemerihati lingkungan di wilayah Pitumpanua, Suparto menaruh kecurigaan besar kepada aparat Polairud yang ditempatkan di Wajo untuk menjaga perairan Teluk Bone, sebab saat Polairud melakukan operasi, para pelaku ilegal fishing nampak tak pernah terlihat melakukan aktivitas.

Nelayan tradisional setempat juga tak mampu berbuat banyak, pelaku ilegal fishing sering menebar ancaman kepada nelayan jika berani buka suara. Masyarakat setempat juga telah hilang kepercayaan kepada petugas Polairud.

"Kami tidak habis pikir, jika polisi turun operasi pelaku tidak pernah muncul, Masyarakat hilang kepercayaan kepada petugas. Nelayan tradisional juga sering mendapat ancaman akan di bom ketika buka suara terkait aksi yang dilakukan pelaku sehingga nelayan tidak bisa berbuat banyak. Rata-rata pelaku ilegal fishing orang luar Wajo, ada dari Luwu, ada juga dari Bajoe ," jelasnya

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2708 seconds (0.1#10.140)