Zulhas Sebut Sistem Demokrasi Indonesia Tunjukkan Karakter Culas

Rabu, 24 Maret 2021 - 20:56 WIB
loading...
Zulhas Sebut Sistem Demokrasi Indonesia Tunjukkan Karakter Culas
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menyinggung kondisi politik bangsa Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dia menyebut, sistem demokrasi menunjukkan karakter yang culas dan hanya berpikir ingin menang-menangan. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyinggung kondisi politik bangsa Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dia menyebut, sistem demokrasi menunjukkan karakter yang culas dan hanya berpikir ingin menang-menangan.

Menurut Zulhas, cara negara dalam menyelenggarakan demokrasi saat ini kian meninggalkan semangat musyawarah mufakat sebagaimana diamanatkan sila ke-4 dalam Pancasila. Hal itu dia katakan merujuk pada penyelenggaraan Pilkada 2017, 2018, Pileg dan Pilpres 2019 serta Pilkada serentak 2020 kemarin.

"(Penyelenggaraan itu) Telah menunjukkan kepada kita karakter demokrasi yang culas dan hanya berpikir menang-menangan," kata Zulhas dalam pidato kebangsaan yang disiarkan di akun Youtube miliknya, Rabu (24/3/2021).

Baca juga: Aturan Miras Dicabut, Zulkifli Hasan: Bukti Presiden Dengar Kritik

Wakil Ketua MPR itu melihat, politik elektoral berubah sedemikian rupa menjadi ajang memperebutkan kekuasaan belaka, berebut lobi, dan pengaruh dengan agenda berbeda-beda.

"Tak peduli masyarakat terpolarisasi secara hebat, bahkan muncul benih-benih permusuhan dan kebencian yang ongkos sosial budayanya sangat tinggi," ujarnya.

Zulhas mengaku sedih melihat situasi yang terjadi di Indonesia saat ini. Menurut dia, keutuhan berbangsa dan bernegara Indonesia dalam kondisi bahaya ketika polarisasi politik hanya menimbulkan kebencian yang sangat membahayakan.

Baca juga: Profil Zita Anjani, Anak Zulkifli Hasan yang Diserang Anak Buah Prabowo Subianto karena Kritik Anies

"Pesta demokrasi yang mahal sekali ongkosnya bagi parpol maupun peserta pemilu menghasilkan pola-pola yang sifatnya transaksional, merugikan, dan membodohkan masyarakat. Sementara tensi politiknya tidak dikelola dengan baik," katanya.

(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0906 seconds (0.1#10.140)