Penyebab Mulut Fir'aun Menganga Ketika Mati

Rabu, 20 Mei 2020 - 17:45 WIB
loading...
Penyebab Mulut Firaun Menganga Ketika Mati
Ustaz Miftah el-Banjari, Dai lulusan Kairo Mesir yang juga pakar ilmu Linguistik Arab. Foto/Ist
A A A
Ustaz DR Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an

Dari sekian banyak mumi raja-raja Mesir yang ditemukan oleh para arkeolog, hanya mumi Ramses II yang ditemukan dalam posisi mulut terbuka menganga, seperti orang yang sedang menahan kesakitan luar biasa ketika detik-detik kematiannya. Lantas apa asbab musabab menganganya mulut Ramses II?

Berdasarkan riwayat dari Ibnu Katsir menerangkan bahwasanya manakala Fir'aun mengejar Nabi Musa 'alaihissalam dan orang-orang Bani Israel bersama pasukan berkereta kuda hingga ke tepi laut Merah, Fir'aun menyaksikan satu keajaiban luar biasa. (Baca Juga: Kisah Nabi Musa dan Kebinasaan Firaun)

Laut merah membelah dirinya, hingga tampak mengering sampai ke dasar lautan. Nabi Musa dan orang-orang Bani Israel pun menyeberangi lautan dengan selamat. Fir'aun sempat teperangah, dan menyaksikan kengerian itu.

Hampir saja Fir'aun menghentikan langkah kereta kudanya dan berbalik arah meninggalkan tepian lautan merah. Namun, pada saat yang sama, malaikat Jibril turun bersama kudanya menggiring agar kuda Fir'aun bergerak maju ke depan. (Baca Juga: Inilah Doa yang Diucapkan Nabi Musa Saat Membelah Lautan)

Di luar kendali Fir'aun , kereta kudanya berlari ke tengah lautan diikuti bala tentara Fir'aun y ang mengira bahwa Fir'aun memimpin komando mengejar hingga ikut menyeberangi lautan. Nabi Musa dan pengikutnya yang telah sampai di bibir tepian lautan di seberangnya, diperintahkan oleh Allah untuk memukulkan kembali tongkatnya ke lautan. Kun! Jadilah, air laut kembali menyatu seperti sediakala.

Fir'aun dan bala tentaranya yang terjebak di tengah dasar lautan berusaha berbalik arah, namun sudah terlambat. Mereka terkubur diantara bukit air yang tumpah ruah menyapu mengenangi lautan.

Ramses II yang menyadari bahwa keselamatannya terancam, maut tak dapat dihindarkan, kesadarannya bahwa apa yang terjadi merupakan kebenaran dari kuasa Rabb-nya Musa, maka dia pun menyatakan keberimanannya sebagaimana yang diabadikan di dalam Al-Qur'an.

Namun, belum sempat ia mengucapkan, buru-buru Malaikat Jibril mengambilkan pasir, lalu menyumpalkan pasir tersebut ke mulut Fir'aun hingga kalimat syahadat penyaksian keberimanan tersebut sudah tak dapat lagi diucapkan oleh Fir'aun.

Sebab, akibat dari kemarahan Malaikat Jibril terhadap perlakuan kelaliman Fir'aun yang sudah kelewat batas membuat Jibril khawatir sekiranya Allah mengampuni dosa Fir'aun dengan sebab ucapan syahadatnya.
(Baca Juga: Membaca Misi Suci Nabi Musa AS)

Padahal meskipun demikian, sekiranya Malaikat Jibril tidak menyumpalnya dengan pasir sekalipun, niscaya Allah pun tidak akan mengampuni taubat yang diucapkan di akhir sakaratul maut karena sudah berada di tengah tenggorokan.

Hanya saja Malaikat Jibril khawatir saja, Allah dengan sifat Pengampun-Nya masih berkenan mengampuni, sebab saking banyaknya segala kedustaan dan kebohongan yang keluar dari mulut Fir'aun hingga sampai mengaku sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pesan singkat dari kisah ini adalah, hendaknya para pemimpin jangan berbohong dan mengumbar janji-janji manis. Pemimpin hendaknya tidak membuat peraturan untuk mereka ingkari lebih dahulu, tidak mengeluarkan kebijakan yang menyensengarakan dan membingungkan rakyatnya. Semoga kita semua dilindungi Allah Ta'ala.

Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1412 seconds (0.1#10.140)