Tingkat Polusi di China Lebih Tinggi Setelah Lockdown Berakhir

Jum'at, 22 Mei 2020 - 10:04 WIB
loading...
Tingkat Polusi di China Lebih Tinggi Setelah Lockdown Berakhir
Penguncian wilayah yang dilakukan China berdampak pada tingkat polusi yang semakin berkurang. Foto : SINDOnews/Doc
A A A
BEIJING - Penguncian wilayah yang dilakukan China berdampak pada tingkat polusi yang semakin berkurang. Namun demikian setelah lockdown berakhir, polusi China langsung melonjak tajam, bahkan lebih tinggi di atas tahun lalu.

Baca : Jika AS Stop Hubungan dengan China, Uang Negara akan Selamat

Para peneliti Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) yang berbasis di Helsinki menuturkan bahwa peningkatan ini kemungkinan karena aktivitas industri kembali aktif. Peneliti mengatakan, ada kekhawatiran bahwa setelah berbulan-bulan tingkat polusi yang sangat rendah, dorongan untuk memulai kegiatan ekonomi menyebabkan emisi melonjak.

"Ada tanda-tanda peringatan dini bahwa pemulihan China dari krisis Covid-19 membalikkan perolehan kualitas udara," kata CREA dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia.

Tingkat rata-rata dari beberapa polutan udara di China turun pada bulan Februari, jauh di bawah tingkat untuk periode yang sama pada tahun 2019, karena langkah-langkah penguncian seperti menutup pabrik, mengurangi permintaan listrik dan memangkas penggunaan transportasi karena sejumlah penduduk tinggal di rumah.

Tetapi, CREA menuturkan, tingkat rata-rata beberapa polutan telah pulih kembali dan lebih tinggi dalam 30 hari yang berakhir 8 Mei dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Hal itu beradasarkan analisis data dari 1.500 stasiun pemantauan kualitas udara di China.

"Ini berlaku untuk nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan partikel halus, menunjukkan rebound dalam aktivitas industri mendorong tren," ujarnya.

Wilayah dengan kluster pabrik melaporkan peningkatan emisi nitrogen dioksida yang lebih besar. Daerah perkotaan padat penduduk, di mana emisi gas sebagian besar berasal dari kendaraan, bukan pabrik atau pembangkit listrik, menunjukkan peningkatan yang lebih kecil.

Baca Juga : Rusia Berencana Cabut Lockdown pada Akhir Bulan Mei

Penggunaan angkutan penumpang secara keseluruhan di China tetap lebih rendah dari tahun ke tahun, tetapi CREA mengatakan kekhawatiran tentang penangkapan virus corona telah membuat orang memilih mobil pribadi daripada angkutan umum ketika penguncian berkurang, berkontribusi pada peningkatan polusi udara.

Di Eropa, kota-kota termasuk London, Milan dan Brussels telah memperluas jalur sepeda, untuk mendorong orang untuk memilih sepeda daripada mobil saat langkah penahanan mulai meningkat.

Tetapi, banyak sektor intensif emisi sangat ingin kembali bekerja. Para pegiat kesehatan masyarakat mengatakan, penelitian di China menunjukkan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah-langkah lebih keras untuk membersihkan industri, untuk menghindari lonjakan berkelanjutan dalam polusi udara yang merusak kesehatan.

Baca Lagi :Bisa Picu Perang ! Amerika Kirim Pesawat Pembom Nuklir Dekati China
(sri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1546 seconds (0.1#10.140)