Dukung Pabrik Baru Pusri, Mentan SYL: Bisa Diekspor

Sabtu, 29 Mei 2021 - 11:10 WIB
loading...
Dukung Pabrik Baru Pusri, Mentan SYL: Bisa Diekspor
Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Dalam rangka meningkatkan produksi pupuk nasional, perlu upaya menghadirkan pabrik-pabrik pupuk baru di Indonesia. Langkah itu dilakukan untuk menggantikan pabrik-pabrik yang memang sudah termakan usia sehingga menjadi tidak efisien.

Sebagai negara yang mengandalkan sektor pertanian , menjaga bahkan meningkatkan produksi pupuk jelas merupakan sebuah keniscayaan. Apalagi, saat ini sektor pertanian menjadi salah andalan untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi.

Data Badan Pusat Statistik mengungkap, sebasar 64,56% PDB pada triwulan I-2021 berasal dari sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Di antara sektor yang berkontribusi pada periode itu, hanya sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan positif, menduduki posisi ke-4 setelah infokom.

Baca juga:Telkom Targetkan Mitratel Bakal Disapih Akhir Kuartal III

Makanya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendukung rencana anak usaha holding PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), membangun pabrik baru Pusri III-B di Palembang untuk mengganti dua pabrik yang lama, yakni Pusri III dan Pusri IV.

“Saya setuju Pusri terus berkembang, negeri ini butuh pupuk yang baik ke depan,” kata Mentan Syahrul dalam kunjungan kerjanya di Gudang Pusri Palembang, Sumatera Selatan, dikutip dari Antara, Sabtu (29/5/2021).

Mentan menambahkan, pupuk sebenarnya bukan hanya dibutuhkan secara nasional tapi juga oleh negara lain yang mengandal sektor pertanian, seperti padi. Jadi, kelebihan produksi pupuk nasional bisa diekspor ke negara-negara itu sehingga dapat menambah penghasilan devisa.

“Artinya bisa diekspor, ke depannya pupuk Pusri ini bisa diekspor,” kata Mentan Syahrul.

Jika kelebihan produksi dua pupuk pabrik baru Pusri bisa diekspor maka akan kian menambah jumlah ekspor pupuk nasional. Sampai dengan 7 April 2020, Pupuk Indonesia telah mengekspor pupuk dan non pupuk dengan volume sebesar 843.072 ton.

Produk yang diekspor terdiri dari 556 ton Alumunium Flourida, 187.515 ton Amoniak, 27.500 ton NPK dan 627.501 ton Urea. Jumlah ekspor tersebut meningkat jika dibandingkan tahun lalu,karena memang kebutuhan di pasar internasional sedang tinggi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1566 seconds (0.1#10.140)