Hutan Mangrove Terakhir di Makassar Dirusak, Aktivis Lingkungan Berang

Selasa, 21 April 2020 - 17:45 WIB
loading...
Hutan Mangrove Terakhir di Makassar Dirusak, Aktivis Lingkungan Berang
Kawasan Hutan Mangrove Lantebung dilaporkan dirusak saat pemerintah dan masyarakat tengah menggalakkan upaya pelestarian. Foto/dok SINDOnews/Muchtamir Zaide
A A A
MAKASSAR - Koalisi Gerakan SaveSpermonde yang diinisiasi oleh NGO perlindungan lingkungan berang usai menerima kabar perusakan kawasan hutan mangrove terakhir di Kota Makassar, tepatnya di Lantebung, Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea. Perusakan diduga dilakukan oleh salah satu perusahaan lokal, PT Tompo Dalle.

Direktur Walhi Sulsel, Muhammad Al-Amin, dalam video conference SaveSpermonde mengecam tindakan perusakan hutan mangrove atau hutan bakau tersebut. Pasalnya, selain mengganggu ekosistem laut di Makassar, nelayan juga akan dirugikan.

Parahnya, kata Al Amin, kawasan mangrove yang dijaga ini justru dirusak dengan menggunakan dua alat berat saat masyarakat sementara berada di rumah untuk sosial distancing.

"Kita ketahui ini hutan mangrove terakhir kita di Makassar dan saat ini justru malah dirusak saat masyarakat Lantebung dan masyarakat Kota Makassar sedang mengisolasi diri di rumah," ujarnya, Selasa (21/4/2020).

Sementara itu masih dalam sambungan yang sama via aplikasi Zoom, Yusran Nurdin dari Komunitas Lindungi Hutan Blue Forest mengatakan hutan mangrove di Lantebung merupakan warisan lama yang mulai mendapatkan perhatian dari semua kalangan. Tidak hanya dari Dinas Lingkungan Hidup saja, tapi semua pihak termasuk organisasi pecinta alam dan lembaga lembaga lainnya yang menganggap pentingnya menjaga mangrove.

"Yang saya mau bilang bahwa ternyata ketika mangrove Lantebung dirusak menjadi keprihatinan banyak pihak, bukan hanya dari kami para NGO, tapi juga lembaga lainnya yang selama ini turut menjaga mangrove tersebut," ujarnya.

Lebih jauh, Yusran mengatakan perusakan hutan mangrove tersebut diharapkan dapat di tangani serius oleh DLHK.

Diketahui aksi perusakan hutan mangrove ini mulai terendus oleh sejumlah pihak, termasuk warga Lantebung pada 17 April 2020. Kala itu, dua alat berat eskavator ditemukan di lokasi Hutan Mangrove Lantebung. Pohon pohon bakau sudah dalam kondisi tumbang dan patah. Diduga kuat mangrove itu sengaja dirusak.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1805 seconds (0.1#10.140)