Ini yang Dilakukan Pemkot Palopo Jelang Penerapan New Normal

Rabu, 03 Juni 2020 - 14:49 WIB
loading...
Ini yang Dilakukan Pemkot Palopo Jelang Penerapan New Normal
Wali Kota Palopo mengumpulkan sejumlah pihak sebelum menerapkan kenormalan baru. Foto: Sindonews/Chaeruddin
A A A
PALOPO - Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo , mengundang sejumlah pihak guna membahas perkembangan Pandemi COVID-19 dan menuju penerapan kebijakan New Normal di Kota Palopo .

Wali Kota Palopo, HM Judas Amir, saat memimpin langsung pertemuan ini menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan mereka.

Menurut Wali Kota Palopo , dua periode ini, dirinya ingin menggali dan mendengar pendapat sejumlah pihak, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh politik dalam kebijakan menghadapi New Normal COVID-19 di Kota Palopo.

"Semakin banyak yang memberikan saran tentu akan semakin baik dan kita akan menyamakan persepsi serta mencari formula terbaik dalam menghadapi New Normal COVID-19 di Kota Palopo ," katanya.



Wali Kota Palopo, mengaku tidak ingin gegabah dan menerapkan New Normal tanpa meminta petunjuk dari sejumlah tokoh di Palopo, sembari mendengar pendapat ahli dalam bidang kesehatan, ekonomi dan pihak lainnya.

"Marilah kita bersama-sama membahas seputar penanganan COVID-19 ini dalam menuju New Normal di Palopo , saya tak mau keliru mengambil keputusan, harus kita pikirkan bahwa masalah kesehatan berdampak luas ke persoalan ekonomi seluruh masyarakat, pendidikan bahkan juga berdampak pada perssoalan agama," jelas Wali Kota Palopo.

"Disinilah pentingnya duduk bersama, supaya Kota Palopo yang kita cintai ini bisa kembali normal seperti sediakala, bagaimana anak-anak kita bisa sekolah, masjid dan rumah-rumah ibadah bisa dibuka kembali dibuka begitupun pasar. Namun tentunya dalam protokol COVID-19 serta kebijakan lain yang akan kita putuskan bersama dalam pertemuan ini," lanjut Judas Amir.

Menurut Judas Amir, meskipun saat ini Kota Palopo tetap berada pada zona hijau tapi tidak ada yang bisa meyakini bahwa ke depan Palopo akan jauh dari segala kemungkinan terburuk masuk dalam zona merah.



Melalui kesempatan tersebut, dirinya menyampaikan kepada seluruh pengurus masjid untuk wajib menganalisa kondisi lingkungannya masing-masing, apakah sudah bisa dilaksanakan salat berjamaah di masjid masing-masing.

"Contohnya kita analisa jamaah kita, siapa yang sering datang beribadah, bagaimana perkembangan kondisi kesehatannya. Pengurus masjid dengan para jamaah supaya betul-betul mengikuti protokol kesehatan dan sekaligus membuat kesepakatan apakah sudah bisa dilaksanakan shalat berjamaah di mesjid tersebut," ujarnya.

Pengurus masjid dan rumah ibadan seperti gereja juga diwajibkan mengetahui kondisi kesehatan di lingkungannya sehingga mampu menscreaning jamaah yang beribadah di masjid dan gereja.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1357 seconds (0.1#10.140)