IDI Pertanyakan Klaim 12 Kabupaten di Sulsel Aman dari Corona

Rabu, 03 Juni 2020 - 19:56 WIB
loading...
IDI Pertanyakan Klaim 12 Kabupaten di Sulsel Aman dari Corona
Humas IDI Kota Makassar, dr Wachyudi Muchsin. Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar mempertanyakan klaim Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari, yang menyebut 12 kabupaten di provinsi ini sudah aman dari virus corona alias covid-19. Humas IDI Kota Makassar, dr Wachyudi Muchsin, berpendapat Dinas Kesehatan Sulsel mestinya memperlihatkan dasar-dasar ilmiah sebagai bukti atas klaim tersebut.

Yudi-sapaan akrab dr Wachyudi, menyampaikan pemerintah sudah semestinya bersikap transparan terkait penanganan covid-19. Klaim sebagian daerah di Sulsel aman dari corona bertolak belakang dengan realitas di lapangan, dimana penyebaran corona masih terus terjadi. Bahkan, semakin banyak dokter dan perawat di rumah sakit rujukan yang ikut terpapar virus.



"Sebaiknya data ditransparankan, jangan mau memaksakan new normal di Sulawesi Selatan sementara data tidak mendukung. Sangat mengkhawatirkan bila ada statement pemangku kebijakan selevel kepala dinas kesehatan di tingkat lokal tentang kasus menurun, pandemi landai dan segera berakhir. Bila kondisi real tidak seperti itu," ujar Yudi, dalam keterangan persnya.

Dinas Kesehatan Sulsel diketahui merilis adanya 12 kabupaten yang aman dari corona pada Selasa (2/6/2020) kemarin. Adapun ke-12 daerah itu yakni Bantaeng, Barru, Bulukumba, Enrekang, Jeneponto, Selayar, Pangkep, Tana Toraja, Toraja Utara, Wajo, Palopo dan Pinrang.

Yudi melanjutkan kemampuan screening dan sistem pelaporan data di daerah ini masih belum sesuai. Olehnya itu, pihaknya khwatir dengan adanya informasi yang tidak benar-benar valid membuat masyarakat merasa sudah 'aman' di kondisi yang belum 'aman'.

Yudi menyarankan Dinas Kesehatan Sulsel merilis data benar-benar berdasarkan data ilmiah. Data penyebaran covid-19 sebaiknya, lanjut dia, dirilis merujuk data berbasis pelayanan, bukan berbasis domisili lantaran semua pasien positif corona diketahui dikirim ke Makassar.

Lebih jauh, IDI Kota Makassar mengingatkan pemerintah untuk mempersiapkan secara matang penerapan new normal. Hal itu sangat penting, terlebih di Sulsel maupun Makassar, dimana tren kasus virus corona alias covid-19 belum kunjung mereda. Tanpa persiapan matang, dikhawatirkan penyebaran virus ini akan semakin luas.

"Penerapan new normal Life jangan gegabah bisa fatal akibatnya. Selain harus ada vaksin Covid-19, pemerintah juga harus mempersiapkan dulu aturan jelas baru menerapkan new normal, biar masyarakat tidak gagal paham. Misalnya apa protap kesehatan jika di mal, pasar, sekolah, kampus atau tempat terbuka seperti anjungan Losari," terang dia.

Yudi menyampaikan era new normal sejatinya baru bisa diterapkan seiring penurunan kasus covid-19. Nah, penurunan kasus corona itu harus benar-benar bisa dibuktikan secara ilmiah. Dengan begitu, risiko penyebaran pastinya bisa ditekan.



Penerapan sekolah atau masuk kampus misalnya, kata Yudi, perlu diatur agar meminimalkan peluang terpapar corona. Caranya dengan mewajibkan dosen, guru, mahasiswa atau siswa sebelum sekolah atau kuliah, harus tes swab atau TCM disertai surat bebas covid-19 dan penerapan physical distancing harus ada dengan mengurangi jumlah dalam kelas dan wajib memakai masker.

"Di mal pun demikian, harus dites dulu pengunjung bisa dengan test cepat molekuler yang lebih cepat dan akurat , atau swab," ungkapnya.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3021 seconds (0.1#10.140)