Pimpin Upacara Hari Santri, Andi Utta Pakai Baju Koko dan Sarung

Jum'at, 22 Oktober 2021 - 12:31 WIB
loading...
Pimpin Upacara Hari Santri, Andi Utta Pakai Baju Koko dan Sarung
Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf memimpin upacara Hari Santri Nasional tahun 2021. Foto: SINDOnews/Ekt Hendrawan
A A A
BULUKUMBA - Para santri di seluruh Indonesia patut berbangga dan bersuka cita, setiap tanggal 22 Oktober dilaksanakan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) . Di Kabupaten Bulukumba , upacara peringatan HSN dipusatkan di halaman Pesantren Babul Khaer Kalumeme, Kecamatan Ujungbulu.

Pada upacara tersebut, Bupati Bulukumba , Muchtar Ali Yusuf, menjadi pembina upacara sekaligus membacakan sambutan seragam Menteri Agama Republik Indonesia, kemarin.



Menariknya dalam upacara tersebut, seluruh peserta upacara mengenakan baju koko berwarna putih. Bagi laki-laki mengenakan sarung dan peci. Saat memimpin upacara, tampak Andi Utta mengenakan baju koko dan sarung, serta syal berwarna putih yang sebelumnya dipasangkan oleh pimpinan Pondok Pesantren Babul Khaer, KH Tjamiruddin.

Peringatan Hari Santri Nasional tahun 2021 adalah momentum pertama kalinya bagi Andi Utta memimpin upacara tersebut selaku bupati sejak dilantik Februari lalu.

Dalam sambutan seragam Menteri Agama yang dibacakan oleh Bupati Andi Utta, disampaikannya bahwa tema HSN kali ini adalah tema Santri Siaga Jiwa Raga. Maksud dari tema itu ialah pernyataan sikap santri lndonesia agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela Tanah Air, mempertahankan persatuan lndonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia.

Siaga Jiwa berarti santri tidak lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran lslam rahmatan lil'alamin serta tradisi luhur bangsa lndonesia.

Bila zaman dahulu jiwa santri selalu siap dan berani maju untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan lndonesia, maka santri hari ini tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan lndonesia.

Siaga Raga berarti badan, tubuh, tenaga, dan buah karya santri didedikasikan untuk lndonesia. Oleh karena itu, santri tidak pernah lelah dalam berusaha dan terus berkarya untuk lndonesia.

Jadi, Siaga Jiwa Raga merupakan komitmen seumur hidup santri yang terbentuk dari tradisi pesantren yang tidak hanya mengajarkan kepada santri-santrinya tentang ilmu dan akhlak. Juga diajarkan tazkiyatun nafs yaitu mensucikan jiwa dengan cara digembleng melalui berbagai 'tirakat' lahir dan batin yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2454 seconds (0.1#10.140)