Uganda Anggap Hoaks Bandara Satu-satunya Diambil Alih China karena Gagal Bayar Utang

Selasa, 30 November 2021 - 10:03 WIB
loading...
Uganda Anggap Hoaks Bandara Satu-satunya Diambil Alih China karena Gagal Bayar Utang
Bandara Internasional Entebbe, Uganda. Pemerintah Uganda menepis laporan bahwa China ambil alih bandara itu karena kegagalan membayar utang. Foto/The Citizen
A A A
KAMPALA - Uganda menepis laporan yang menyebut Bandara Internasional Entebbe telah diambil alih China karena gagal membayar utang USD200 juta (lebih dari Rp2,8 triliun).

Juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Uganda (UCAA), Vianney M. Luggya melalui tweet via akunnya, @UCAA_Spokesman, mengatakan laporan itu salah dan dia anggap hoaks.


"Saya ingin menjelaskan dengan tegas bahwa tuduhan bahwa Bandara Entebbe telah diserahkan untuk uang tunai adalah salah. @GovUganda tidak bisa memberikan aset nasional seperti itu. Kami telah mengatakannya sebelumnya dan mengulangi bahwa itu tidak terjadi. Tidak ada satu ons pun kebenaran di dalamnya."



Sekadar diketahui, Uganda meminjam USD200 juta dari Export-Import Bank of China (Exim Bank) untuk memperluas Bandara Internasional Entebbe. Perjanjian pinjaman itu ditandatangani pada 2015.

Surat kabar lokal, The Monitor, melaporkan Uganda sedang berusaha untuk mengubah perjanjian pinjaman yang ditandatangani dengan China pada tahun 2015 untuk memastikan pemerintah tidak kehilangan kendali atas satu-satunya bandara internasional negara itu. Laporan itu mengutip sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Di antara klausul yang ingin diubah pemerintah Uganda, lanjut laporan The Monitor, adalah perlunya Otoritas Penerbangan Sipil Uganda untuk meminta persetujuan dari pemberi pinjaman China untuk anggaran dan rencana strategisnya.

Aturan lain mengamanatkan bahwa setiap perselisihan antara para pihak harus diselesaikan oleh Komisi Arbitrase Ekonomi dan Perdagangan Internasional China.

Dalam perjanjian awal, pinjaman USD200 juta harus dibayar selama 20 tahun dan Uganda masih dalam masa tenggang tujuh tahun.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1238 seconds (0.1#10.140)