Sederet Prestasi Stephanie Terkuak di Hari Disabilitas Internasional 2021

Kamis, 02 Desember 2021 - 21:22 WIB
loading...
Sederet Prestasi Stephanie Terkuak di Hari Disabilitas Internasional 2021
Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021 yang digelar Kementerian Sosial untuk berbagi inspirasi bersama Plt. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat.
A A A
JAKARTA - Jari jemarinya mantap menekan setiap tuts piano, mengalunkan instrumen 'Kiss The Rain' karya Yurikuma, musikus, komponis sekaligus pianis berkebangsaan Korea. Perempuan kelahiran Surabaya ini seketika menyihir para hadirin, mengundang decak kagum karena buaian melodinya.

Satu lagi kisah perempuan hebat, kata Ibunya, anak spesial dari Tuhan. Stephanie Handojo (30 tahun), salah satu penyandang disabilitas intelektual yang punya sederet prestasi sejak 2009.

Ia dan Ibunya, Maria, dihadirkan di acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021 yang digelar Kementerian Sosial untuk berbagi inspirasi bersama Plt. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat.

Awal prestasinya dibuka dengan Rekor Muri Anak Berkebutuhan Khusus yang Memainkan 22 Lagu Secara Nonstop dengan Piano, pada 2009 di Semarang, Jawa Tengah.

Tahun berikutnya meraih prestasi renang di ajang Singapore National Games. Kemudian meraih medali emas di Special Olympics World Summer Games di Athena, Yunani tahun 2011.

Yang tidak kalah membanggakan Stephanie menjadi salah satu pemegang obor Olympiade London 2012 di Nottingham. Ia terpilih melalui program Internasional Inspiration yang dipilih oleh Unicef dan British Council, terpilih dari 12 juta anak dari 20 negara, Stephanie satu-satunya anak berkebutuhan Khusus.

Prestasinya terus melaju hingga mendapat penghargaan sebagai Atlet Berprestasi Nasional 2017 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Meraih 1 medali emas kategori single dan 1 medali perak kategori double bidang bowling di Pekan Olahraga Nasional (Pornas SOIna) 2018 dan mengikuti Internasional Spesial Music & Art Festival, Pyongyang, South Korea pada 2019.

Sederet prestasinya diakui tidak lepas dari peran keluarga, Maria sang ibunda mengungkapkan, sejak kecil ia melakukan stimulasi bagi motorik halus maupun kasar dari Stephanie. Hal ini penting agar Stephanie bisa berkomunikasi.

"Dari stimulasi itu perlahan potensi dan bakat-bakat dari Stephanie terlihat. Mulai dari saya kenalkan dengan tuts piano mini di usia tiga tahun. Ternyata dia gemar bermusik. Akhirnya saya panggilkan guru piano untuknya," ungkap Maria saat menghadiri Disabilities Show Hari ke-2.

Kemudian, tambahnya, Maria mengenalkan dengan air di usia 8 tahun. Stephanie mulai menyukai berenang hingga bisa mengikuti berbagai ajang bergengsi baik nasional maupun internasional.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1911 seconds (0.1#10.140)