Jadi Episentrum Covid-19 di Sulsel, Angka R0 di Makassar Diyakini Masih Tinggi

Senin, 08 Juni 2020 - 19:36 WIB
loading...
Jadi Episentrum Covid-19 di Sulsel, Angka R0 di Makassar Diyakini Masih Tinggi
Angka reproduksi atau tingkat penularan covid-19 di Kota Makassar diyakini masih tinggi. Foto/Ilustrasi
A A A
MAKASSAR - Kasus virus corona baru alias covid-19 di Sulsel 'meledak' pada hari ini, Senin (8/6/2020). Terpantau ada penambahan 110 kasus baru sehingga total positif corona mencapai 2.014 orang. Kota Makassar menjadi episentrum penyebaran covid-19 di Sulsel, dimana separuh kasus berada di ibu kota provinsi.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulselbar, Abdul Azis, berpendapat angka reproduksi atau reproduction number (R0) covid-19 di Kota Makassar memang masih tinggi. Pihaknya meragukan data Dinas Kesehatan Kota Makassar yang mengklaim angka R0 atau indeks penularan covid-19 tersisa 1,3.



Azis meyakini angka R0 di Kota Makassar masih di atas angka 2. Hal itu bisa dilihat penambahan kasus yang semakin melonjak. Begitu pula dengan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit dan jumlah kematian akibat covid-19.

"Kalau kita mau terus terang ya, untuk Makassar, kalau hitungannya dinas kesehatan (angka R0) 1,1, tapi melihat perkembangan ini justru bisa menjadi 2," kata dia, Senin (8/6/2020).

Menurut Abdul Azis, untuk menghitung R0 dan Rt mesti memenuhi berbagai persyaratan. Salah satunya terkait persentase jumlah penduduk yang mengikuti tes swab yang minimal satu persen. "Kalau belum maka kita tidak bisa berhitung, jadi dari R0-nya saja tidak memenuhi syarat belum lagi kelakuannya masyarakat," ujar dia.

Dilanjutkan dia, keberadaan alat tes, utamanya PCR di daerah memang masih perlu ditambah untuk mempercepat proses identifikasi covid-19.

Lebih jauh, Abdul Azis menyampaikan upaya membuka sektor ekonomi secara masif di Kota Makassar harus dikaji lagi. Terlebih tatkala tingkat penularan corona masih tinggi. Ia juga mendorong upaya pengetatan dengan disiplin tinggi guna menekan covid-19.



"Saya justru lebih mendukung pengetatan disiplin yang paling perlu. Makassar ini bukan lagi longgar tapi memang sudah tidak ada aturan," ujar dia.

Abdul Azis khawatir bila pemerintah semakin melonggarkan seluruh sektor, maka justru akan memperparah penyebaran covid-19 di Kota Makassar.
(tri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1508 seconds (0.1#10.140)