Kepala Bappelitbangda Luwu Utara Gagas Inovasi Medis Desa

Jum'at, 04 Februari 2022 - 14:51 WIB
loading...
Kepala Bappelitbangda Luwu Utara Gagas Inovasi Medis Desa
Kepala Bappelitbangda Lutra, Alauddin Sukri. Foto: Istimewa
A A A
LUWU UTARA - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Luwu Utara (Lutra) menginisiasi program Medis Desa, atau akronim dari Monev Edukasi Sosial Desa.

Inovasi ini digagas Kepala Bappelitbangda Lutra, Alauddin Sukri. Program untuk memonitoring dan mengevaluasi pembangunan inklusif di desa. Orientasinya pada aspek pengawasan terhadap pencapaian kinerja dan edukasi pembangunan inklusif yang dimulai dari desa.

Gagasan itu muncul saat dirinya berdiskusi dengan Tim USAID Madani, di Ruang Rapat Kepala Bappelitbangda Lutra, Senin (31/1/2022). Pada kesempatan itu, tim menyerahkan policy brief pengelolaan dana desa pro inklusi dengan judul, ‘Jangan Abaikan Kelompok Rentan dan Marginal Dalam Pengelolaan Dana Desa.'

“Saya sudah menemukan namanya, yaitu Monev Edukasi Sosial Desa atau disingkat Medis Desa,” ucap Alauddin Sukri dalam rilis yang diterima wartawan.



PSP USAID Madani, Andi Yudha Yunus menuturkan, policy brief yang diserahkan USAID Madani, diharap akan sangat mendukung Pemda Luwu Utara. Dalam mewujudkan pengelolaan dana desa pro inklusif.

“Melihat proses yang ada di Lutra seperti adanya desa piloting, forum peduli kelompok rentan, dan rumusan indikator desa inklusif, maka semua proses menjadi bahan penyusunan policy brief. Sehingga melahirkan lima rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti guna memastikan berjalan dan berkelanjutan,” urai dia.

Selain rekomendasi, perlu juga dipikirkan bagaimana proses yang dilakukan di Luwu Utara bisa menjadi inovasi. “Nanti kita akan bicarakan lebih jauh lagi dengan pak Kaban, sehingga nyambung dengan posisi Bappelibangda dan Dinas PMD,” jelas Yudha.

Dia berharap apa yang dilakukan di Kabupaten Lutra, bisa menjadi percontohan bagi daerah lain.

“Bagaimana supaya apa yang kita lakukan di Luwu Utara bisa menjadi percontohan bagi daerah lain. Misalnya enam kabupaten di Sulsel, sehingga best practice yang ada di Luwu Utara ini bisa lakukan juga di daerah lain.’’ tandasnya.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1222 seconds (0.1#10.140)