Pasca Bentrok dengan India, China Bawa Mesin ke Gunung Himalaya

Jum'at, 19 Juni 2020 - 08:19 WIB
loading...
Pasca Bentrok dengan India, China Bawa Mesin ke Gunung Himalaya
Aktivitas menghawatirkan pecah perang terjadi di Perbatasan China-India. Foto : SINDOnews/Ilustrasi
A A A
NEW DELHI - Aktivitas menghawatirkan 'pecah perang' terjadi di Perbatasan China-India. Citra satelit menunjukkan China membawa sejumlah mesin, memotong jalur menuju sisi pegunungan Himalaya dan mungkin membendung satu sungai.

Gambar yang diambil pada Selasa (16/06/2020), sehari setelah para tentara saling tinju dan saling pukul dengan tongkat di Lembah Galwan, terjadi peningkatan aktivitas dari sepekan sebelumnya. Baca : Jet Tempur China Kembali 'Serang' Langit Taiwan, Dicegat Datang Lagi

India menyatakan 20 tentaranya tewas dalam serangan yang sudah direncanakan oleh tentara China pada Senin (15/06/2020) malam, saat para komandan sepakat meredam ketegangan di Garis Kontrol Aktual (LAC) atau perbatasan yang masih diperselisihkan antara kedua negara itu.

China menolak tuduhan itu dan menyalahkan para tentara India yang memprovokasi konflik yang terjadi di ketinggian 4.300 meter pada suhu beku di barat Himalaya.

Perbatasan sepanjang 4.056 km antara India dan China itu berupa gletser, gurun salju dan sungai-sungai di barat hingga hutan lebat pegunungan di timur.

Lembah Galwan merupakan wilayah yang kering dan tak berpenghuni, tempat sejumlah tentara dikerahkan di punggungan curam. Baca Juga : Korut-Korsel Diambang Perang, Kim Jong-un Justru Tinggalkan Pyongyang

Lokasi itu dianggap penting karena menuju ke Aksai Chin, dataran yang diklaim India tapi dikontrol China. Citra satelit yang diambil Planet Labs dan diperoleh Reuters itu menunjukkan tanda-tanda perubahan lanskap lembah berupa jalur yang diperlebar, tanah yang dipindahkan dan membuat penyeberangan sungai.

Citra satelit menunjukkan mesin-mesin di sepanjang pegunungan yang gundul dan di Sungai Galwan. “Lihat ini di Planet, ini seperti melihat China membangun jalan di lembah dan kemungkinan membendung sungai,” papar Jeffrey Lewis, direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di California’s Middlebury Institute of International Studies.
(sri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1952 seconds (0.1#10.140)