5 Langkah Mengatur Keuangan Pribadi di Era New Normal

Kamis, 25 Juni 2020 - 21:30 WIB
loading...
5 Langkah Mengatur Keuangan Pribadi di Era New Normal
Ilustrasi new normal. Foto: Istimewa
A A A
JAKARTA - New normal life atau kehidupan normal yang baru, mulai dijalankan di sejumlah daerah terdampak pandemi COVID-19 di Indonesia. Penerapan kebijakan ini membuat perekonomian kembali 'berdenyut' setelah terganggu lantaran penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran COVID-19.

“Kondisi prihatin yang berdampak bagi sebagian besar industri saat ini mendorong kita untuk lebih tenang dan bijak dalam menghadapinya. Tentu kondisi finansial yang dimiliki setiap keluarga memiliki kondisi berbeda-beda hingga akhir pandemi nanti," ujar Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani di Jakarta, Kamis (25/6/2020).



Kini pemerintah mulai membuka berbagai aktivitas ekonomi, sosial, dan kegiatan publik secara perlahan dan terbatas. Kondisi ‘new normal’ dianggap sebagai suatu solusi dengan menerapkan protokol kesehatan agar masyarakat tetap bisa produktif dan terhindar dari COVID-19.

Masyarakat diimbau untuk melakukan adaptasi perubahan perilaku saat pelonggaran PSBB dan bersiap untuk beraktivitas secara ‘new normal’. Adaptasi tersebut juga berlaku dalam hal manajemen keuangan pribadi. Setelah tiga bulan terakhir produktivitas masyarakat terganggu, tentunya juga berpengaruh pada daya beli sebagian besar masyarakat serta kondisi keuangan pribadi mereka.

"Untuk itu, kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan, tetap produktif sebisa mungkin dan cerdas menangani keuangan pribadi adalah usaha terbaik yang dapat dilakukan saat ini," paparnya.

Melihat banyaknya masyarakat yang terdampak dengan pandemi ini, Grant Thornton Indonesia berpendapat penyesuaian anggaran atau manajemen keuangan pribadi menjadi lebih penting dari sebelumnya dan merangkum 5 langkah yang perlu dilakukan setiap individu untuk mengatur keuangan pribadi dalam menghadapi ‘new normal’:

1. Review Kondisi Keuangan Pribadi
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah melihat dengan cermat kondisi keuangan saat ini dari sisi pemasukan vs pengeluaran. Identifikasi semua pengeluaran mulai dari laporan kartu kredit hingga berbagai tagihan rutin seperti listrik dan air, coba untuk lakukan review dari tiga bulan lalu.

Selanjutnya awasi pengeluaran tahunan yang akan segera jatuh tempo seperti pajak rumah, pajak kendaraan bermotor hingga uang sekolah anak yang dibayarkan beberapa bulan di muka, bandingkan dengan pemasukan tetap yang diterima tiap bulan untuk mendapat jawaban apakah kondisi keuangan pribadi berisiko atau tidak.

2. Idenfikasi Kebutuhan vs Keinginan
Seringkali kita masih terjebak antara keinginan dan menempatkan hal tersebut sebagai kebutuhan. Langkah signifikan berikutnya adalah mulai mengidentifikasi kebutuhan reguler dan menuliskan apa saja keinginan yang menyedot penghasilan maupun tabungan serta mengendalikan hasrat berbelanja atas keinginan tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1049 seconds (0.1#10.140)