Serie A Bakal Digelar Kembali, Menteri Olahraga Italia Minta Hati-hati

Senin, 27 April 2020 - 09:49 WIB
loading...
Serie A Bakal Digelar Kembali, Menteri Olahraga Italia Minta Hati-hati
Kompetisi sepak bola Italia Serie A direncanakan digelar kembali dengan tanpa penonton. Foto: Istimewa
A A A
MILAN - Menteri Olahraga Italia telah memperingatkan agar, meminta kepada seluruh pihak agar tetap hati-hati jika memang Kompetisi Serie A kembali digelar meski tanpa penonton.

Meski hingga saat ini belum ada jaminan pemerintah untuk melonggarkan lockdown negara tersebut karena pandemi Corona yang sementara mewabah di sana.

Diktahui, Pada hari Minggu PM Italia Giuseppe Conte mengumumkan bahwa, negara itu akan mulai melonggarkan beberapa pembatasan, dengan kasus-kasus yang dilaporkan menurun dari virus coronavirus.

Kondisi tersebut membuat memungkinkan tim olahraga untuk melanjutkan pelatihan pada 18 Mei, meskipun dengan langkah-langkah sosial menjauhkan.

"Kami akan melanjutkan pelatihan untuk olahraga tim mulai 18 Mei, tetapi hanya jika kondisi keselamatan dan keamanan dapat dikonfirmasi selama beberapa minggu ke depan," kata Menteri Olahraga Italia Vincenzo Spadafora kepada Rai 1.

Meskipun langkah seperti itu menunjukkan kembalinya sesuatu yang menyerupai normalitas, Vincenzo Spadafora mendesak agar berhati-hati karena pandemi COVID-19 tetap menjadi ancaman.

"Saya tidak ingin menghukum atau memperlambat kembalinya sepak bola, tetapi saya harus mengatakan kita akan melihat karena harus ada protokol yang kaku dan tertentu di tempat pada keselamatan para atlet," katanya.

"FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) memberikan protokol tadi malam dan komite ilmiah menganggapnya tidak memadai, sehingga perlu penyesuaian. Hanya sejak saat itu, ketika protokol disetujui, dapatkah kita memutuskan apakah akan memulai kembali sepakbola atau tidak," lanjutnya.

"Kami menyadari bahwa dunia sepakbola patut dihargai dan didukung, karena ia adalah salah satu sumber daya ekonomi terbesar di negara ini," tukas dia.

Italia telah menjadi salah satu negara yang paling terkena dampak pandemi, dengan lebih dari 26.000 kematian.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1430 seconds (0.1#10.140)