Penjelasan Pemerintah Soal Kelangkaan Pupuk di Bulukumba

Kamis, 02 Juli 2020 - 15:04 WIB
loading...
Penjelasan Pemerintah Soal Kelangkaan Pupuk di Bulukumba
Pemerintah Kabupaten Bulukumba memberikan penjelasan soal kelangkaan pupuk yang dikeluhkan oleh petani beberapa waktu lalu. Foto: Ilustrasi/Istimewa
A A A
BULUKUMBA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) mengklaim, kelangkaan pupuk disebabkan jumlah pupuk bersubsidi yang berkurang.

Kepala DTPHP Bulukumba, Emil Yusri mengungkapkan, salah satu faktor kelangkaan pupuk dikarenakan pemberian kuota pupuk subsidi untuk Kabupaten Bulukumba pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 26% dibandingkan tahun 2019.



“Tahun 2019 kuota pupuk subsidi secara total sebanyak 20.252 ton sementara pada tahun 2020 ini sebanyak 15.320 ton. Penurunan kuota pupuk subsidi ini bukan hanya terjadi di wilayah Bulukumba, namun terjadi hampir di semua daerah,” bebernya, Kamis (2/7/2020).

Alokasi pupuk untuk daerah lanjut Emil, diberikan sesuai dengan e-RDKK yang diajukan. Sementara e-RDKK pupuk bersubsidi untuk tahun 2020 yang terinput pada server Kementerian Pertanian mengalami peningkatan luas tanam dari 65.337.39 ha pada tahun 2019 menjadi 78.060.55 ha di tahun 2020, sehingga berpengaruh pada kebutuhan pupuk bersubsidi.

Jika dibandingkan dengan sasaran luas tanam tahun 2020, kebutuhan pupuk di tingkat petani secara total sebanyak 52.884 ton, sementara kuota pupuk bersubsidi yang diberikan hanya sebanyak 15.320 ton, tentu kata Emil tidak seimbang.

“Kuota 15.320 ton inilah yang akan dibagi 10 Kecamatan di Bulukumba sesuai perhitungan secara persentase berdasarkan e-RDKK yang telah dilakukan petani,” jalas Emil.

Diketahui, jumlah kebutuhan pupuk pada tahun 2019 total sebanyak 44.850 ton dengan rincian, urea 13.289,5 ton, Sp36 5.315,5 ton, ZA 3.074 ton, NPK 9.861,2 ton, dan organik 13.310.4 ton. Sementara tahun 2020 meningkat dengan total sebanyak 52.884 ton dengan rincian urea 16.330 ton, SP36 6.483 ton, NPK 11.763 ton, ZA 4.130 ton dan organik 14.178 ton.



Sebelumnya, petani di Kabupaten Bulukumba, mengeluhkan kurangnya pupuk. Kondisi tersebut telah dialami petani sejak beberapa pekan terakhir. Sementara saat ini para petani tengah membutuhkan pupuk untuk tanaman padi mereka.

"Susah sekali dapat pupuk sekarang, tidak tahu bagaimana. Padahal sekarang sudah dibutuhkan, maumi dipakai," kata Petani asal Desa Bontomacinna, Kecamatan Gantarang, Djabir.

Seharusnya, kata dia, pemerintah memperhatikan ketersediaan pupuk untuk petani, terlebih di masa pandemi saat ini. Di mana ketersediaan pangan masyarakat harus terpenuhi, dan jika hasil produksi padi menurun tentunya bakal memberikan dampak.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3264 seconds (0.1#10.140)