Waketum DPP DMI Imbau Pengurus Jauhkan Masjid dari Praktik Politik Praktis

Sabtu, 29 Oktober 2022 - 15:13 WIB
loading...
Waketum DPP DMI Imbau Pengurus Jauhkan Masjid dari Praktik Politik Praktis
Wakil Ketua Umum DPP Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Dr H Syafruddin MSI mengimbau seluruh pengurus agar masjid tidak dipakai untuk politik praktis. Foto ist
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol Dr H Syafruddin MSI mengimbau seluruh pengurus agar masjid tidak dipakai untuk politik praktis. Syafruddin mengingatkan itu karena menurutnya, karena masjid tidak hanya diurus oleh dewan masjid saja. Tetapi seluruh ormas Islam juga mengurusi masjid, dan harus menjaga dari politik praktis.



Ia menyampaikan bahwa ada dua hal jika bicara tentang politik keuamatan. "Satu, politik negara. Satunya lagi politik kebangsaan. Oleh karena itu, saya mengimbau secara organisatoris, khususnya di tempat tempat ibadah, terutama kita ini pengurus dewan masjid , agar masjid tidak dipakai untuk politik praktis," ujar Syafruddin saat melantik pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Periode 2022-2027 yang dipimpin Dr. H. Serian Wijatno.

Menurut Syafruddin, semua anak bangsa punya hak untuk berpartisipasi. Karena itu individu-individu jangan menghalangi dengan kegiatan politik praktis.

Pada kesempatan yang sama, Dr. H. Serian Wijatno mengatakan, kepengurusan PITI 2022-2027 hasil muktamar Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Ke-VI yang dilangsungkan pada 20-22 Mei 2022,punya tugas besar. Tugas PITI 2022-2027 yaitu memperkuat persatuan baik di internal maupun secara luas umat Islam, membenahi organisasi agar PITI kembali punya taji dan memperluas dakwah menyejukkan.

“Kami siap bekerja membenahi PITI. Penting bagi PITI bisa menjawab tantangan zaman dan menjadi mitra bagi pemerintah menyokong persatuan umat,” ujar Serian.

Diketahu Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) didirikann pada 14 April 1961. PITI adalah wadah pemersatu umat Tionghoa Muslim di Indonesia. Adapun tokoh-tokoh utama yang mendirikan organisasi tersebut antara lain Abdul Karim Oei Tjeng Hien, Abdusomad Yap A Siong, serta Kho Goan Tjin.

Dalam perkembangannya, PITI menganut paham Ahlussunah wal Jamaah yang metodologi dalam bidang tauhid atau ketuhanannya merujuk pada pemikiran ulama salaf yaitu Abu al-Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur Al Maturidi.

Sementara itu, dalam bidang fiqh mereka ber-mahzab Imam Syafi’i. Dalam bidang tasawuf, PITI berpedoman pada metode Al-Ghazali dan Syeikh Juneid al-Bagdadi yang mengintegrasikan antara tasawuf dan syariat.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2184 seconds (0.1#10.140)