Arcandra Tahar: Embargo Minyak, Gas dan Batu Bara Rusia Bakal Berbalik Arah ke Eropa

Kamis, 01 Desember 2022 - 18:49 WIB
loading...
Arcandra Tahar: Embargo Minyak, Gas dan Batu Bara Rusia Bakal Berbalik Arah ke Eropa
Komisaris Utama PGN, Arcandra Tahar mengungkapkan, krisis energi yang melanda dunia hari ini lebih rumit dibandingkan dengan pada tahun 1970-an. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Komisaris Utama PGN, Arcandra Tahar mengungkapkan, krisis energi yang melanda dunia hari ini lebih rumit dibandingkan dengan pada tahun 1970-an. Ia menerangkan, krisis energi saat ini merupakan krisis multi dimensi yang tidak pernah terjadi dan terpikirkan sebelumnya.

Bagaimana tidak, kata mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu mengatakan, bahwa Indonesia pada saat krisis energi pada sekitar tahun 1970 hanya punya satu dimensi yaitu terganggu suplai minyak dari Timur Tengah ke Amerika Serikat (AS).



Dia membeberkan, solusi yang dijalankan oleh pemerintah AS waktu itu lebih sederhana yakni mengurangi ketergantungan impor minyak dengan cara melakukan eksplorasi dan produksi minyak di dalam negeri sendiri.

"Strategi ini berjalan baik dengan naiknya produksi minyak di AS, bahkan saat ini lebih besar dari produksi minyak dari Arab Saudi," kata Arcandra melalui akun instagram resminya, dikutip Kamis, (1/12/2022).

"Kalau kita telaah lebih dalam, krisis energi sekarang tidak saja menyangkut masalah minyak tapi juga menjalar ke masalah gas alam, batubara, kelistrikan dan pangan," tambahnya.



Arcandra menuturkan, belum lagi terkait isu perubahan iklim yang juga erat kaitannya dengan krisis energi saat ini. Kerumitan inilah yang sedang melanda dunia setelah optimisme akan terkendalinya wabah Covid-19 menampakan titik terang.

Dia mengungkapkan bahwa kondisi tersebut berbeda dengan krisis energi tahun 1970-an, dimana saat itu hanya melanda negara Amerika Serikat. Sementara krisis yang terjadi saat ini terjadi di banyak negara di Eropa.

Menurut dia, salah satu faktor utama dari krisis gas Eropa adalah suplai yang tidak mencukupi kebutuhan selama musim dingin akibat perang Rusia dan Ukraina.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1546 seconds (0.1#10.140)