STB di Gunung Kidul Tak Berfungsi, Warga Harus Rogoh Kocek Rp2 Juta untuk Nonton Piala Dunia

Selasa, 06 Desember 2022 - 17:01 WIB
loading...
STB di Gunung Kidul Tak Berfungsi, Warga Harus Rogoh Kocek Rp2 Juta untuk Nonton Piala Dunia
Anggota Komisi I DPR Sukamta dalam rapat kerja dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, beberapa waktu lalu. FOTO/TANGKAPAN LAYAR TIKTOK SUKAMTA
A A A
JAKARTA - Kebijakan Analog Switch Off (ASO) menimbulkan masyarakat baru di Kabupaten Gunung Kidul . Sebab, Set Top Box, perangkat tambahan untuk mengubah siaran analog menjadi siaran digital tidak dapat digunakan.

Hal ini diketahui dari keterangan Anggota Komisi I DPR Sukamta dalam rapat kerja dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate, beberapa waktu lalu.

"STB yang dipasang di Gunung Kidul tidak bisa jalan Pak, masyarakat akhirnya terpaksa membeli antena parabola harganya Rp1,2 juta," kata wakil rakyat dari Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini dikutip dari video TikTok-nya, Selasa (6/12/2022).



Pemasangan parabola juga belum bisa memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat. Sebab, parabola itu tidak bisa mendapatkan siaran Piala Dunia yang saat ini sedang berlangsung di Qatar. Untuk bisa menonton Piala Dunia, warga harus merogoh kocek lagi Rp800.000.

"Kalau mau nonton siaran Piala Dunia plus paketnya Rp800.000, jadi Rp2 juta itu. TVRI juga sudah datang ke lapangan Pak, memang faktanya nggak bisa Pak (mendapatkan siaran digital)," kata anggota Fraksi PKS DPR ini.

Mendengar laporan itu, Menkominfo berjanji akan mendalaminya. Namun ia mengakui terdapat 173 wilayah non terrestrial service di Indonesia. Artinya wilayah tersebut tidak ada layanan TV terestrial atau disebut sebagai blanks spot.

Baca juga: TV Analog Padam di Yogya, DPR: Empati ke Rakyat, Biaya Produksi Rp50.000, Harga STB Kok Rp600.000?

Namun menurut Sukamta, sebelum ada ASO, jumlah wilayah blank spot di Gunung Kidul sedikit. Ia mempertanyakan, kenapa tiba-tiba sebuah wilayah menjadi blank spot, apakah karena tidak ada sinyal atau persoalan alat?

"Karena mereka ini sekarang dipaksa untuk membeli parabola kalau mau menonton siaran Piala Dunia, dan parabola pun acak sinyalnya, sehingga mereka harus beli paket lagi Rp800.000 gitu, sehingga Rp2 juta Pak untuk nonton Piala Dunia. Itu besar untuk masyarakat," tandas Sukamta.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1772 seconds (0.1#10.140)